Wednesday, September 23, 2015

Tanam Yakon Obat Diabetes, Roni Raup Rp 150 Juta Per Bulan

Tanaman yakon mempunyai khasiat bagi kesehatan manusia. Tanam asal pegunungan Andes ini bisa mengobati penyakit diabetes. Tanaman yang populer dengan sebutan pohon insulin ini juga mempunyai nilai irit tinggi. Dari hasil panen yakon, pembudidaya mampu meraup omzetRp 150 juta per bulan.
Anda pernah mendengar flora yakon? Jika belum, sebaiknya Anda harus mengenal flora yang satu ini. Sebab, flora yakon atau insulin mempunyai khasiat bagi kesehatan manusia. Daun yakon dipercaya bisa mengobati penyakit diabetes.

Yakon (Smallanthus sonchifolia) merupakan flora asal Pegunungan Andes, Peru, Amerika Selatan. Tanaman yakon termasuk anggota keluarga bunga matahari dengan daun mirip seledri yang mampu tumbuh hingga tiga meter.
yakon mampu diolah menjadi aneka makanan dan minuman seperti teh, sirup, puding, dan selai. Daun yakon kaya dengan insulin. Kandungan fruktosa yakon terdiri atas 35% fruktosa bebas dan 25% fruktosa terikat. Kandungan fruktosa itu yang mencegah penderita diabetes dari hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi.
Salah satu pembudidaya yakon yakni Anto Widy asal Wonosobo, Jawa Tengah. Ia menanam yakon di lahan seluas 1.000 meter persegi semenjak 2012. Anto menjual flora ini ke para produsen obat herbal secara online. Pelanggannya menyebar di seluruh wilayah Indonesia mirip, Jakarta, Bandung, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua.
 Tanaman yakon memiliki khasiat bagi kesehatan manusia Tanam Yakon Obat Diabetes, Roni Raup Rp 150 Juta Per Bulan
Menurut Anto, abad panen daun yakon bisa terjadi dalam dua bulan hingga tiga bulan sekali semenjak masa tanam. Selanjutnya, daun yakon mampu dipanen setiap tiga minggu sekali. "Tahun ini demam isu kemaraunya panjang, sudah satu bulan sejak pertama kali tanam, daunnya masih kecil-kecil," ujar Anto.
Anto menambahkan, proses pemetikan daun akan berlangsung selama enam kali hingga delapan kali kurun petik, bila yakon ditanam sebelum animo penghujan. Sebab, jika yakon ditanam menjelang demam isu kemarau, proses pemetikannya hanya berlangsung empat kali. Sekali panen, Anto mampu memetik 1 ton daun yakon.
Harga jual daun dan serbuk yakon terbilang tinggi. Anto biasa menjual daun yakon Rp 200.000 per kilogram (kg). Sementara dalam bentuk serbuk, harganya dibanderol Rp 400.000 per kg. Dalam sebulan, Anto bisa menjual 70 kg. Dengan penjualan sebanyak itu, ia bisa meraup omzet Rp 20 juta per bulan dengan laba Rp 12 juta.
Pembudidaya yakon lainnya yakni Roni Prananta asal Yogyakarta. Dia menanam yakon sejak 2012 di atas lahan seluas 200 meter persegi di daerah Bantul dan Gunung Lawu. Roni dibantu oleh dua orang petani lain untuk membudidayakan yakon.
Roni bilang, untuk menanam yakon hingga era panen, butuh waktu 6 bulan-8 bulan. Sekali panen, dia bisa memetik 400 kg daun dan 300 kg umbi basah yakon. Roni menjual daun kering yakon seharga Rp 400.000 per kg dan umbi berair Rp 50.000 per kg. Sekali panen, Roni mampu meraup omzet lebih dari Rp 150 juta. jasa SEO murah berkualitas, jasa SEO murah Jakarta, jasa SEO murah bergaransi

No comments:

Post a Comment