Terbuka lebar peluang bisnis bioskop mini. Tak hanya di daerah yang bioskopnya masih minim, di kota besar macam Jakarta pun bisnis ini masih menjanjikan. Pasarnya masih cukup besar. Modalnya relatif kecil, dan marginnya tinggi, mencapai 75%. Sejak zaman bokap dan nyokap pacaran, nonton film sudah menjadi salah satu sajian kencan pasangan anak muda. Nonton film di bioskop juga merupakan salah satu aktivitas yang paling asyik untuk menjeda rutinitas. Dan, juga untuk mencari wangsit gres.
Bagaimana, dong, jikalau di kota kita belum ada bioskop, atau kalaupun ada jumlahnya sedikit? Inilah sebuah peluang bisnis baru. Untuk menggantikan bioskop, kini mulai bermunculan yang namanya bioskop mini. Peluang usaha teater cilik ini tentu saja menjadi amat lebar di kawasan-kawasan yang belum mempunyai bioskop atau yang jumlah bioskopnya sedikit. Salah satu teladan suksesnya yakni Movie Box yang berada di Jogjakarta. Terletak di tempat akrab kampus, Movie Box merupakan sepotong ruang memanjang berukuran 6 x 9 meter. Ada lima perangkat audio yang mendukung kedahsyatan bunyi layaknya di sinema besar.
Sebuah proyektor digantungkan di langit-langit dan ditembakkan pada tembok putih berukuran 4 x 6 meter.Di ruangan itu telah tertata dingklik sofa yang disusun bertingkat, persis kayak bangku di bioskop. Sofanya berjumlah 12 set, yang mampu diduduki oleh 12 pasangan alias 24 orang. Asyik, to? Ya, untuk bisa menonton di Movie Box ini, pengunjung biasanya datang berdua, sebab tiketnya dijual untuk dua orang sekaligus.
Tarifnya Rp 30.000 untuk non-member dan Rp 15.000 untuk member. Pada hari biasa, Movie Box buka untuk tiga sesi pemutaran film, adalah pukul 14.30, 17.00, dan 19.30. Pada weekend, acara main film ditambah pada pukul 22.00 dan midnight. Soal film, Movie Box tak kalah dari jaringan bioskop besar. Movie mini ini selalu memutar cakram berisi film-film terbaru Hollywood. Sebagian besar kursi selalu terisi Kehadiran Movie Box mendapat sambutan hangat kawula muda Jogja.
Setiap jam pertunjukan, sebagian besar dingklik terisi. Pengunjungnya tak hanya mahasiswa yang merupakan target pasar utama, tapi juga bawah umur SMU-bahkan para ABG. Sering pula sekelompok pengunjung mencarter atau memblocking time di Movie Box. Tarifnya Rp 120.000 untuk satu kali pertunjukan. Tak jarang pula ada perusahaan yang mem-booking Movie Box selama seminggu penuh dan memutar film-film box office yang mereka sponsori. "Kalau dirata-rata, tingkat penjualan tiketnya sekitar 80%," beber Cahyadi, pemilik dan pengelola Movie Box.Sukses Movie Box menjaring banyak penonton berkat adanya sistem membership.
Untuk menjadi anggota, orang harus membayar joining fee sebesar Rp 40.000. Imbalannya, selain bisa membeli tiket dengan harga miring, si member juga akan menerima akomodasi belanja diskon di beberapa toko, seperti Ginza, Soda Lounge, kosmetik Avon, Veneta Refill, dan NorthBound Boutique. Tak mau kalah dari bioskop-bioskop yang umumnya berada di mal atau pusat hiburan, Movie Box juga membuka coffeeshop di sebelah ruang teaternya. Selain dari penjualan tiket yang bisa memberi laba sekitar 75%, kedai kopi ini ikut menyumbang laba yang tidak mengecewakan ke kantong Cahyadi.
Tak heran, perusahaan yang berawal dari perjuangan penyewaan VCD ini bisa balik modal kurang dari setahun. Di Jakarta pun peluangnya cukup besar Bisnis bisokop mini ini tak hanya berpeluang di kota atau kawasan yang jumlah bioskopnya minim. Di kota besar mirip Jakarta yang sudah memiliki begitu banyak gedung bioskop-mulai kelas premier hingga kelas pasar rakyat-usaha ini juga tidak mengecewakan subur. Maklumlah, tetap ada pasar bagi orang-orang yang hendak menonton film di luar rumah, tapi ogah antre, ingin suasana yang lebih privasi, dan tentu saja harga tiket yang lebih murah.
Sebut saja misalnya teater mungil berjulukan Subtitles yang terletak di lantai dasar Dharmawangsa Square. Bioskop mini yang sekaligus juga merupakan perjuangan rental DVD ini mempunyai ruang nonton berukuran 5 x 3 meter untuk maksimal enam pengunjung. Tarifnya, baik menonton sendiri atau berkelompok, Rp 80.000 untuk satu kali pertunjukan. Itu untuk yang non-member. Member bioskop mini ini cukup membayar Rp 60.000. Buka mulai pukul 10.00 pagi, Subtitles yang memutar film empat kali pada hari biasa plus midnight pada selesai pekan ini tak pernah sepi pengunjung.
Tak hanya hanya anak-anak muda, rombongan ibu-ibu atau keluarga juga kerap bersantai di sini. Untuk weekend, sering kali pelanggan harus booking dulu empat hari sebelumnya. Menurut Fujianto, Sales and Marketing Subtitle, bioskop kecil ini bermodalkan Rp 150 juta. "Memang belum balik modal. Kami perkirakan setidaknya pada tahun kedua sudah balik modal," ujarnya. Usaha bioskop kecil ini juga bisa menjadi kembangan atau pemanis bisnis usang yang sudah Anda rintis.
Ambil contoh langkah yang dilakukan Ke'kun Café yang membuka layanan bioskop kecil bernama Flickers di kafenya yang berlokasi di tempat Kemang. "Flickers merupakan suplemen kemudahan bagi pengunjung kami, sama mirip kafetaria atau ruang karaoke," terang Patrick Sinaga, PR & Marketing Manager Ke'Kun Café. Flickers merupakan suatu ruang teater kecil berukuran 5 x 3 meter. Di situ ada tiga set sofa yang bisa menampung delapan orang pengunjung. Secarik layar dari kain terpampang di dinding, siap menyambut sorotan film dari proyektor.
Sound-nya lumayan. "Setiap hari Flickers pasti terisi," ujar Patrick. Sebagian penonton adalah pengunjung kafe yang ingin makan dan menonton sembari menunggu kemacetan kemudian lintas di sana menyusut. Maklum, di ruangan teater ini, penonton bisa makan dan minum, tapi tak bisa merokok. Namun, sebagian pengunjung lainnya memang sengaja tiba untuk menonton film; baik tiba sendiri, dengan pasangan, atau bergerombol. Enaknya lagi, di sini pengunjung bisa membawa sendiri film yang hendak di tontonnya.
Untuk mampu menikmati film di Flickers, baik Anda datang sendiri atau dengan orang lain, Anda harus membayar ongkos sebesar Rp 99.000 untuk satu kali pemutaran film. Cuma, ada catatan penting menyangkut hak cipta (copyright) film. Umumnya, film dalam format DVD hanya boleh diputar untuk konsumen individual. Jangan-jangan kalau film itu diputar untuk banyak orang dengan memungut bayaran akan menimbulkan masalah di belakang hari.
usaha sampingan jasa SEO murah
kursus seo
No comments:
Post a Comment